Pengertian dan Karakteristik Kelompok
Suatu kelompok diberikan pengertian
sebagai sekumpulan orang yang melakukan interaksi dan komunikasi serta
memiliki tujuan bersama. Horton (1996: 215) mendefinisikan kelompok sebagai
setiap kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan
keanggotaan dan saling berinteraksi. Beberapa karakteristik
kelompok yang dikemukakan oleh Horton adalah sebagai berikut :
a. Kumpulan orang, untuk mempertegas bahwa kelompok bukan individu,
dan kelompok bukan masyarakat. Kelompok akan terdiri dari dua orang atau lebih
yang berkumpul.
b. Memiliki kesadaran bersama akan keanggotaannya. Orang
menggabungkan diri pada kelompok karena kesadaran dengan niatan yang disengaja
sehingga mereka memiliki kesadaran akan keanggotaannya.
c. Etnosentrisme kelompok akan muncul, baik pada kelompok sendiri
maupun kelompok luar. Tiap anggota dari suatu kelompok akan menganggap bahwa
kelompoknya sendirilah yang paling baik, dan kelompok lain dilihat dari
kacamata kelompoknya sendiri. Jika perilaku dan sikap yang dilakukan oleh
individu dari kelompok luar mirip dengan perilakunya, maka perilaku tersebut
akan dinilai baik atau tinggi oleh yang bersangkutan. Jika sebaliknya, maka
nilai perilaku dan sikap tersebut dipandang rendah.
d. Dalam memandang kelompok lain dengan sudut pandangnya sendiri,
maka mereka akan memandang didasarkan pada kemiripan yang ada pada kelompoknya.
Pandangan demikian cenderung merendahkan kelompok lain dan meninggikan
kelompoknya sendiri.
e. Perasaan in group dan out group akan
didapatkan pada masyarakat umum. Orang merasa menjadi bagian dari suatu
kelompok tertentu, tetapi merasa menjadi bagian dari kelompok yang lain.
2. Tahapan Pembentukan Kelompok
Pembentukan sebuah kelompok baik informal atau formal; apakah itu perhimpunan,
sebuah tim kerja, Kabinet atau Negara sekalipun mengikuti sebuah proses yang
disebut dinamika kelompok. Robbins dalam bukunya menggambarkan bahwa proses
terbentuk dan berprestasinya sebuah kelompok terdiri dari tahap – tahap : Forming (Pembentukan),
Storming (Ribut/Bertengkar),Norming (Menyepakati Aturan
Main / kerja), dan Performing (Berprestasi). Penjelasan
tentang tahap – tahap tersebut adalah sebagai berikut :
· Forming : Tahap ini adalah fase pembentukan dimana semua anggota
kelompok penuh keceriaan dan hubungan yang terjadi di antara mereka harmonis,
seperti sedang berbulan madu.
· Storming
: Pada tahap ini mulailah terjadi pertengkaran dan perselisihan karena berbagai
sebab. Penyebab pertama bisa saja karena visi, tujuan dan sasaran yang harus
dicapai tidak jelas atau kelompok lalu bersifat heterogen, yakni mempunyai
kepentingan masing- masing yang berbeda. Tetapi semuanya itu mungkin bersumber
pada kualitas pemimpinnya atau gaya memimpin yang tidak efektif. Dalam tahap
storming ini bisa terjadi bahwa sebuah kelompok yang baru dibentuk langsung
bubar atau resbuffle. Contohnya adalah Kabinet Persatuan Nasional
dalam Era Reformasi yang hanya bertahan 11 bulan.
· Norming : Tahap di mana anggota kelompok mulai cooling
down dan menyepakati norma dan aturan main yang akan mereka jadikan
pegangan sehingga semua perbedaan pendapat dapat diselesaikan dengan mudah dan
semua kepentingan anggota dapat dipenuhi.
· Performing : Pada fase ini, kelompok telah berhasil menyelesaikan
fase norming dan mulailah mereka bekerja untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dan disepakati bersama.
3. Kekuatan Team Work
Kerja sama dalam tim kerja menjadi sebuah kebutuhan dalam
mewujudkan keberhasilan kinerja dan prestasi kerja. Kerja sama dalam tim kerja
akan menjadi suatu daya dorong yang memiliki energi dan sinergisitas bagi
individu-individu yang tergabung dalam kerja tim. Komunikasi akan berjalan baik
dengan dilandasi kesadaran tanggung jawab tiap anggota.
Sebagaimana yang dinyatakan Tracy (2006) bahwa, Kerja sama dapat
meningkatkan komunikasi dalam kerja tim di dalam dan di antara bagian-bagian
perusahaan. Kerja sama mengumpulkan bakat, berbagi tugas dan tanggung jawab
untuk mencapai tujuan bersama.
Kerja sama dilakukan oleh sebuah tim lebih efektif daripada kerja
secara individual. Menurut West (2002), Telah banyak riset membuktikan bahwa
kerja sama secara berkelompok mengarah pada efisiensi dan efektivitas yang
lebih baik. Hal ini sangat berbeda dengan kerja yang dilaksanakan oleh
perorangan.
Setiap tim maupun individu sangat berhubungan erat dengan kerja
sama yang dibangun dengan kesadaran pencapaian prestasi dan kinerja. Dalam
kerja sama akan muncul berbagai penyelesaian yang secara individu tidak
terselesaikan. Keunggulan yang dapat diandalkan dalam kerja sama pada kerja tim
adalah munculnya berbagai penyelesaian secara sinergi dari berbagai individu
yang tergabung dalam kerja tim.
Selain keunggulan di atas kerja sama juga dapat menstimulasi
seseorang berkontribusi dalam kelompoknya, sebagaimana yang dinyatakan Davis
(dalam Dewi, 2006) bahwa, Kerja sama adalah keterlibatan mental dan emosional
orang di dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk memberikan
kontribusi dan tanggung jawab dalam mencapai tujuan kelompok.
Kontribusi tiap-tiap individu dapat menjadi sebuah kekuatan yang
terintegrasi. Individu dikatakan bekerja sama jika upaya-upaya dari setiap
individu tersebut secara sistematis terintegrasi untuk mencapai tujuan bersama.
Dalam mencapai tujuan bersama, kerja sama memberikan manfaat yang besar bagi
kerja tim. Biasanya organisasi berbasis kerja tim memiliki struktur yang
ramping. Oleh sebab itu, organisasi akan bisa merespons dengan cepat dan
efektif lingkungan yang cepat berubah (west, 2002).
Selain Itu Team Work dapat menghilangkan hambatan mental akibatnya
terbatasnya pengalaman dan cara pandang yang sempit. Jadi akan lebih mungkin
untuk menemukan kekuatan dan kelemahan diri, belajar untuk menghargai orang
lain, mendengarkan dengan pikiran terbuka, dan membangun persetujuan bersama.
Dengan bekerja sama, para anggota team work akan mampu mengatasi berbagai
rintangan, bertindak mandiri dan dengan penuh tanggung jawab, mengandalkan
bakat setiap anggota team, mempercayai orang lain, mengeluarkan pendapat, dan
mengambil keputusan.
4. Implikasi Manajerial
Kelompok merupakan sekumpulan orang yang mempunyai tujuan yang sama. Untuk
mencapai tujuan tersebut, diperlukan kerja sama yang baik antar anggotanya.
Dalam membangun kerjasama kelompok diperlukan rasa saling percaya, saling
menghargai, keterbukaan, dan saling ketergantungan.
Dalam suatu organisasi sangat diperlukan adanya suatu kerja sama kelompok
(teamwork) agar anggotanya dapat saling berhubungan dan bekerja sama satu sama
lain. Suatu organisasi atau perusahaan, biasanya terdiri atas beberapa
bagian atau unit kerja, dimana masing-masing bagian atau unit kerja tersebut
tidak berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan satu sama lain. Adapun
alasan-alasan diperlukannya kerja sama kelompok adalah:
· Hasil kerja sama kelompok dapat memberikan hasil yang lebih banyak
· Kerja sama kelompok memberikan semangat, kepuasan dan kebahagiaan
bagi para anggota kelompok
· Kemampuan perorangan dalam kerja sama kelompok dapat dimanfaatkan
untuk meningkatkan kinerja organisasi atau perusahaan
· Keberhasilan kelompok dapat diraih melalui saling membantu antara
anggota kelompok.
Kerjasama dalam kelompok (teamwork) sangat
mempengaruhi kegiatan manajerial pada organisasi atau perusahaan. Kerjasama
kelompok memudahkan pembinaan hubungan kerja antara anggota kelompok, dapat menunjang
dan mempercepat peningkatan produktivitas organisasi atau
perusahaan.
Daftar Pustaka :
· Soeroso, Andreas. 2008.Sosiologi 2.Jakarta : Quadra
· Ruky, Ahmad S. 2001. Sukses Sebagai Manajemen Profesional
tanpa Gelar MM atau MBA.Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
· www.psychologymania.com/2013/02/pengertian-kerja-sama.html. Diakses pada tanggal 24 Juni 2015, pukul 16.50.
· Alwasilah, Chaedar. 2007. Contextual Teaching &
Learning (Menjadikan
kegiatan belajar mengajar
mengasyikkan dan bermakna). Bandung : Mizan Learning Center (MLC).
· Setiyanti, Sri Wiranti. 2012. Membangun Kerja Sama Tim
(Kelompok). Jurnal STIE Semarang. Vol.4, NO 3, Edisi Oktober 2012 (ISSN : 2252-7826).
EmoticonEmoticon